Wednesday, November 18, 2015

Resensi Novel Marmut Merah Jambu


Judul               : Marmut Merah Jambu

Penulis            : Raditya Dika

Penerbit          : Bukune         

Kota Terbit      : Jakarta

Tahun Terbit   : 2010

Cetakan ke-    : V

Deskripsi Fisik : vi + 222 hlm; 13 x 20cm.

ISBN                : 602-8066-64-8

 

Pendahuluan

Novel ini berjenis non-fiksi komedi, namun tidak seperti novel komedi pada umumnya. Novel ini berisi perjalanan cinta pengarang yang dibalut dengan unsur komedi.

Sinopsis

Cerita ini dimulai ketika Dika dan dua orang temannya semasa SMP menyimpan rasa suka secara diam-diam pada teman wanitanya namun enggan untukk menyampaikan perasaannya itu karena mereka dianggap culun.

Lalu ketika SMA, ia kembali satu sekolah dengan cewe yang ia taksir dulu, Ina namanya. Ia akhirnya mencoba berkenalan dengannya. Dika mencoba beberapa kali mengajak Ina berkencan dan akhirnya berhasil. Sejak saat itu mereka berdua sering jalan bareng. Namun akhirnya harus berpisah karena Dika kuliah di luar negeri. Beberapa tahun kemudian mereka mengatur pertemuan dan berhasil. Kini Dika menjadi seorang penulis sementara Ina menjadi Event Organizer.

Saat itu, Ina curhat kepada Dika mengenai cowo yang ditaksirnya sejak SMA lalu. Namun ternyata Dia, cowo yang ditaksir Ina, memberitahu padanya bahwa ia telah berpasangan. Dika pun berpikiran akan memberitahu Ina bahwa ia tengah menulis buku berjudul Marmut Merah Jambu dimana akan disisipkan bab tentang perasaan cinta Dika pada Ina yang tak pernah terbalas. Namun Dika mengurungkan niatnya. Akhir pembicaraan, Dika meminta Ina supaya hubungan mereka berdua tetap seperti itu.

Novel ini ditulisnya dengan berusaha memahami apa itu cinta dengan mengintrospeksi dirinya berdasar pengalaman pribadinya selama ini. Dan sampai pada halaman terakhir yang ditulisnya, dia tetap tidak mengerti apa itu cinta sama ketika ia mengawali buku ini pada halaman pertama.

Alih – alih seperti belalang, Dika merasa seperti seekor marmut merah jambu yang terus – menerus jatuh cinta, loncat dari satu relationship (hubungan) ke relationship yang lainnya, mencoba terus berlari di dalam roda bernama cinta, seolah – olah maju, tapi tidak… karena sebenarnya jalan di tempat. Seperti marmut yang tidak tau kapan harus berhenti berlari di roda yang berputar. Yang setiap saat memandanginya dia selalu berpikir “apakah ini saatnya berhenti?”

 

 

Unsur Intrinsik

Tema                           : Tema sosial – pengalaman pribadi

Alur                             : Maju

Penokohan                 : Dika                     : dungu, jenaka, terlihat culun, pandai memecahkan kasus

                                       Ina                       :  populer, baik, gengsian           

                                       Mama                 :  panik, sayang anak-anaknya

                                       Edgar                  :  tidak mau rugi

                                       Grup Detektif     :  konyol, hebat

                                       Ara                      :  baik, sahabat sejati

Sudut pandang          :  Orang pertama pelaku utama

Latar

a.       Tempat     :  Sering disebutkan daerah-daerah Jakarta selatan

b.      Waktu       :  Berhari-hari

c.       Suasana    : Lebih menggambarkan suasana hati Dika yang terkadang senang juga miris

 

Unsur Ekstrinsik

Nilai-nilai                    :  nilai sosial tentang percintaan remaja

Bahasa                        :  bahasa sehari-hari

Gaya cerita                  :  diceritakan secara jenaka

Kepengarangan         : adalah seorang penulis novel populer yang terkenal dengan novel-        novelnya yang menceritakan tentang pengalaman pribadi

 

Keunggulan

Novel ini memiliki desain cover yang menarik perhatian, karena terlihat lucu dengan foto Raditya Dika yang wajahnya menyerupai marmut ditambah desain-desain ornamen unik. Bahasa yang digunakan juga sangat ringan karena ia menggunakan bahasa sehari-hari anak remaja. Banyak hal-hal menarik seputar fenomena kehidupan anak remaja yang ditulisnya juga membuat novel ini lebih hidup ketika dibaca oleh kaum remaja.

 

Kekurangan

Novel ini lumayan tebal untuk jenis novel komedi. Pada beberapa bagian novel ini sedikit membosankan. Jika yang membacanya adalah seorang perempuan, mungkin akan sedikit geli karena pada bab “Balada Sunatan Edgar” isinya menggunakan bahasa yang sangat vulgar. Novel ini jika dibaca oleh orang dewasa mungkin membosankan, karena isinya yang berbau remaja.

 

Kesimpulan

            Novel ini sangat menarik karna berjenis non-fiksi komedi, mudah dipahami karena menceritakan pengalaman pribadi sang penulis. Namun ada beberapa kata yang sangat tidak layak untuk dibaca terutama oleh anak yang masih dibawah umur karena kata tersebut sangatlah vulgar. Disamping itu secara keseluruhan novel ini sangatlah cocok untuk mengisi waktu luang sembari menghibur diri.

 
 
 
 

No comments:

Post a Comment