Monday, November 3, 2014

Konflik dalam Organisasi (Contoh Kasus)



Tugas Individu Softskill 3

     Kasus-kasus konflik yg sering terjadi di dalam suatu organisasi. 

1. Kejadian Kompetisi Persaingan Tidak Sehat. 
     Di dalam organisasi pasti ada yg namanya posisi / jabatan, semakin tinggi jabatan, maka semakin tinggi tanggung jawab, dan yg pasti semakin tinggi juga honornya / gajinya. Seperti ada istilah, kalau di dunia kerja itu banyak yg menggunakan jurus kodok !. Injek yg di bawah, sikut yg di samping, jilat yg di atas. Hahaha.. Tapi hal tersebut memang sering terjadi dalam sebuah organisasi.
    Lalu cara penyelesaiannya bagaimana ? Penyelesaiannya, bergantung pada pemimpin tertinggi dalam suatu organisasi tersebut. Bagaimana pemimpin tertinggi memberikan pandangan terhadap bawahannya. Biasanya jika para pemimpin menaruh paradigma pada bawahannya, “yg bekerja paling baik adalah yg akan dipromosikan dengan jabatan yg lebih tinggi”, maka jurus kodok pun terjadi. Akan tetapi jika pemimpin tertinggi memberikan paradigma pada bawahannya, “bahwa organisasi ini adalah milik kita bersama, dengan tidak membeda-bedakan atasan dengan bawahan”, maka bawahannya akan merasa memiliki, inilah yg paling penting dalam perusahaan, bahwa semua anggota merasa memiliki, sehingga tidak akan terjadi kompetisi persaingan tidak sehat dalam suatu organisasi. Sehingga yg akan tertanam di dalam pikiran bawahan adalah dia merasa seperti memiliki keluarga baru di dalam organisasi tersebut.

2. Dana yang Masuk. 
     Dana merupakan jantung dari jalannya kegiatan operasional suatu organisasi. Di dalam pemasukkan dana suatu organisasi pasti akan adanya lebih-kurang yg terjadi di dalam dana fisik dengan dana nonfisik (dana yg tercantum dalam pembukuan). Terkadang hal itu terjadi dikarenakan 2 hal; akuntannya yg tidak jujur, atau memang dana itu hilang atau terjadi kesalahan di dalam pembukuan.
      Lalu bagaimana cara penyelesaiannya ? Penyelesaiannya, yg namanya masalah uang adalah masalah yg memang paling sulit. Intinya, pemimpin tertinggi harus cerdik dalam merekrut akuntan untuk organisasi yg dijalakannya, maka dari awal perlu dipilih orang yang memiliki jiwa kejujuran yang tinggi. Seandainya yg terjadi, memang dana itu hilang atau terjadi kesalahan di dalam pembukuan, sebagai pemimpin tertinggi kita harus tegas terhadap bawahannya. Akuntan harus mengganti dana yg hilang dengan memotong gajinya, sehingga akuntan akan lebih berhati2 dalam bekerja. Dalam cara ini, pemimpin bukannya kejam, akan tetapi mau mendisiplinkan bawahannya dengan aturan yg tepat. Jika yg terjadi adalah dana itu dirampok, dan sudah jelas pemimpin tahu dana itu hilang karena dirampok. Tidak baik juga aturan sebelumnya dilaksanakan. Apalagi jika dana yg hilang cukup besar. Disini pemimpin harus bijaksana dalam mengambil keputusan, sebaiknya masukkan saja dana yg hilang itu ke dalam pembukuan sebagai biaya lain-lain. Dengan demikian, sang akuntan pun akan merasa bersalah karena dia tidak dapat menjaga dana tersebut dengan baik, sehingga dia akan bekerja lebih baik dan memiliki rasa hutang budi terhadap pemimpinnya.


No comments:

Post a Comment