Jembatan
adalah sebuah jalan penghubung. Terkadang jembatan dibangun di antara
dua lokasi yang tidak memungkinkan untuk dibangun jalan. Contohnya
seperti di antara dua bukit atau dua jurang.
Beberapa orang, terutama yang phobia terhadap tempat tinggi seringkali
enggan melewati beberapa jembatan yang mereka anggap mengerikan. Namun
bagaimana jika itu adalah hal yang harus mereka lakukan?
Berikut 10 jembatan yang dianggap paling mengerikan di dunia karena
terletak di antara dua tempat tak lazim dengan pemandangan yang
spektakuler. Apakah agan agan berani melewatinya?
1. Carrick - a - Rede - Irlandia Utara
Jembatan
yang terletak di Irlandia Utara ini konon dibangun oleh para nelayan
salmon yang hidup di zaman dahulu kala. Para nelayan salmon tersebut
menghabiskan waktu sekitar 350 tahun untuk mendirikannya. Kini, jembatan
Carrick a Rede ini menjadi objek wisata paling menarik bagi wisatawan
yang ingin merasakan bagaimana hidup liar
2. Jembatan Gunung Tai – China
Gunung
Tai adalah salah satu gunung bersejarah di China yang disebutkan sudah
ada semenjak 3.000 tahun lalu. Salah satu hal terindah adalah agan bisa
melihat matahari terbit di sini dan sangat cantik. Hanya saja, agan
harus melewati jembatan yang terbuat dari bongkahan batu raksasa. Kurang
mengerikan? Ada jurang juga di bawahnya
3. Jembatan Gunung Daedunsan – Korea Selatan
Jembatan
ini akan langsung membawa agan dari lembah ke puncak gunung tanpa
susah-susah mendaki lagi. Dengan kemiringan yang hampir lurus ke bawah,
jurang dan cuaca dingin
4. Jembatan Trift – Swiss
Jembatan
Trift dibangun ketika gletser mencair dari atas ke bawah, di mana titik
pejalan kaki sudah tidak bisa dilintasi lagi. Hanya saja untuk
melewatinya, jembatan ini cukup mengerikan karena terletak di antara dua
lembah dengan jurang di bawahnya. Dengan jalur naik dan turun,
disarankan tidak melihat ke bawah.
5. Jembatan Langkawi Sky – Malaysia
Melewati
jembatan langit Langkawi di Malaysia memang begitu menakjubkan.
Terletak di ketinggian 2.000 di atas permukaan air laut, jembatan ini
digantung dengan kabel besi. Meski terdengar mengerikan karena
ketinggiannya, ketika berada di sini, agan bisa melihat pemandangan
gunung yang keren dan laut Andaman.
6. Hanging Bridge of Ghasa – Nepal
Saat
agan melewati jembatan Ghasa di Nepal agan tak perlu kaget jika lebih
banyak hewan yang melewati jembatan ini daripada manusia. Jembatan ini
dibangun sebagai jalur lalu lintas hewan di sana.
7. Jembatan Hussaini – Pakistan
Jembatan
ini benar-benar tak nyaman untuk dilintasi namun kenyataannya masih
dilewati oleh orang-orang yang melakukan perjalanan ke kota-kota besar.
Jembatan ini sangat tua, dengan lembaran papan yang sudah hilang, sempit
dan air deras di bawahnya.
8. Huangshan – China
Jembatan
Huangshan terletak di antara dua tebing dengan jurang gelap di
bawahnya. Untuk melewatinya harus melintasi gua yang dibangun di perut
tebing. Bahkan UNESCO sudah melindungi Huangshan sebagai situs
bersejarah yang perbukitan tebingnya terbentuk dari gletser sekitar 100
tahun lalu.
9. Jembatan Shaharah – Yaman
Jembatan
ini sudah dibangun semenjak abad ke-17. Jembatan yang dibangun dari
bebatuan ini membuat nilai sejarah yang sangat menakjubkan.
10. Aiguille du Midi – Pegunungan Alpen, Prancis
TEMPO.CO, Bogor
- Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri mengungkapkan, orang lanjut usia
yang telantar di Indonesia tercatat ada 2,8 juta. Sejumlah hal menjadi
penyebab masalah ini.
"Karena faktor ekonomi, gaya hidup, ataupun
budaya," kata Salim di Bogor, Minggu, 26 Mei 2013. Dia mengungkapkan
itu terkait Hari Lanjut Usia Nasional yang bakal jatuh pada 29 Mei
mendatang.
Menurut dia, jumlah lansia telantar tersebut merupakan
bagian dari sekitar 18 juta penduduk berusia lanjut. Sedangkan jumlah
lansia rawan telantar 4,6 juta orang.
Salim mengakui pemerintah
punya keterbatasan untuk mengatasi hal tersebut. Namun permasalahan
kesejahteraan sosial yang beragam membutuhkan banyak strategi khusus
untuk menanganinya.
Ia mengatakan, kepedulian terhadap orang
lanjut usia bukan hanya domain Kementerian Sosial. Semua pihak harus
ikut merasa bertanggung jawab atas kesejahteraan lansia.
Dalam
rangka Hari Lanjut Usia Nasional, Kementerian Sosial melakukan beberapa
program. Program itu antara lain bedah rumah lansia yang tahun ini
ditargetkan mencapai 1.000 rumah, program asuransi lanjut usia bagi
26.500 lansia di seluruh Indonesia, bantuan bagi 12.500 lembaga
kesejahteraan sosial, termasuk untuk meningkatkan kompetensi tenaga
kerja sosial.
sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/05/26/173483297/28-Juta-Lansia-Indonesia-Telantar
ILMU SOSIAL DASAR
Untuk memahami masalah ilmu pengetahuan dan teknologi, ataupun
gejala-gejala pada umumnya, beberapa istilah penting perlu difahami
maknanya. Istilah-istilah tersebut adalah fenomena, struktur, sistem,
fungsi sistem, analisis, model, sintesis, dan merancang.
1. FENOMENA
Fenomena, atau masalah, atau gejala adalah segala sesuatu yang dapat kita lihat, atau alami, atau rasakan.
Suatu kejadian adalah suatu fenomena. Suatu benda merupakan suatu
fenomena, karena merupakan sesuatu yang dapat kita lihat. Adanya suatu
benda juga menciptakan keadaan ataupun perasaan, yang tercipta karena
keberadaannya.
Istilah masalah yang dijadikan padanan dari istilah fenomena harus
dibedakan dari persoalan. Masalah mempunyai pengertian netral, sedangkan
persoalan mengandung pengertian memihak. Suatu persoalan juga merupakan
suatu masalah atau gejala, dan karenanya juga merupakan suatu fenomena.
Persoalan merupakan suatu fenomena yang kehadirannya tak dikehendaki.
Penyelesaian terhadap suatu persoalan pada hakekatnya adalah suatu usaha
dan tindakan untuk meniadakan persoalan tersebut.
2. STRUKTUR SUATU FENOMENA
Yang dimaksud sebagai struktur suatu fenomena adalah unsur-unsur
pembentuk fenomena dan hubungan saling pengaruh (atau pola keterkaitan)
yang ada diantara unsur-unsur pembentuk fenomena tersebut. Ingat bahwa
yang dimaksud sebagai struktur dari sesuatu fenomena mencakup dua hal,
yaitu unsur-unsur pembentuk fenomena dan pola keterkaitannya.
Unsur-unsur suatu fenomena dapat berupa benda ataupun proses/kejadian.
3. SISTEM
Yang dimaksud dengan suatu sistem adalah fenomena yang telah terdefinisikan strukturnya.
Rumusan tentang sistem yang diberikan terdahulu dikemukakan dalam bentuk
yang ringkas dan lengkap dari sudut pandang seseorang yang telah faham
tentang istilah ‘sistem’, tetapi bagi yang mereka yang biasa menggunakan
istilah tersebut tanpa pernah mendalami maknanya, masih menuntut
serangkaian pemikiran untuk dapat dengan mudah memahami makna istilah
tersebut dikaitkan dengan operasionalisasi penggunaan istilah itu. Oleh
karena itu, berikut ini disampaikan uraian lebih lanjut, Definisi yang
disampaikan terdahulu menyatakan bahwa suatu system adalah fenomena yang
telah terdefinisi strukturnya. Pernyataan ‘terdefinisi strukturnya’
menyampaikan pesan bahwa semua unsur pembentuk system dan hubungan
keterkaitan antar sistem telah terdefinisi, artinya telah dipastikan dan
karenanya diketahui. Dengan demikian segala entitas lain, selain yang
dipastikan sebagai unsur sistem, bukan merupakan bagian dari sistem,
walaupun mungkin terkait dengan satu atau lebih unsur system yang
menjadi objek perhatian, Entitas yang bukan merupakan unsur sistem
tersebut merupakan bagian dari lingkungan sistem (‘system environment’).
Dengan mengidentifikasi adanya sistem dan lingkungan sistem, maka
secara implisit terungkap bahwa untuk setiap sistem yang menjadi fokus
perhatian, selalu tergagaskan adanya batas-batas sistem (‘system
boundary’) yang memisahkannya dari lingkungan sistem. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa ‘system environment’ dan ‘system boundary’ adalah
sesuatu yang muncul setelah suatu sistem didefinisikan, seperti hanya
dengan kolong meja adalah sesuatu fenomena yang muncul setelah ada meja.
Adanya alur keterkaitan antara satu atau lebih unsur sistem dengan
entitas yang ada di lingkungan sistem menyatakan adanya hubungan antara
system dang lingkungannya. Melalui alur keterkaitan tersebut, terjadi
transaksi antara sistem dan lingkungannya. Hal yang ditransaksikan dapat
berupa materi, energi, medan potensial, dana, atau informasi. Karena
itu antara sistem dan lingkungannya terjadi hubungan saling pengaruh.
Hal-hal yang ditransaksikan tersebut, ada yang dipandang datang dari
lingkungan system ke sistemnya, atau dari sistem ke lingkungannya. Yang
pertama dinyatakan sebagai input ke sistem, dan yang kedua dinyatakan
sebagai output dari sistem. Kalau dipandang bahwa input dari lingkungan
mempunyai keterkaitan dengan output ke lingkungan maka dapat dikemukakan
pandangan bahwa sistem berfungsi sebagai sarana yang mentransformasi
input menjadi output. Karena bagaimanapun juga, pengertian seseorang
tentang suatu objek yang dipandangnya sebagai suatu sistem, selalu
mengacu kepada titik-tolak pandang yang digunakannya, maka dapat juga
dikemukakan bahwa suatu sistem adalah hasil dari cara pengorganisasian
pikiran kita di dalam memandang suatu fenomena. Walaupun cara
pendefinisian ini tidak salah, tetapi dalam banyak hal tidak terlalu
bermanfaat di dalam mengembangkan pemikiran tentang sistem-sistem.
4. FUNGSI SUATU SISTEM
Yang dimaksud dengan fungsi suatu sistem adalah kemampuan yang dimiliki oleh sistem tersebut yang memungkinkan system :
(a) melaksanakan berbagai operasi sehingga sistem tersebut dapat berperan di lingkungan keberadaannya, dan
(b) mempengaruhi perkembangan keadaan lingkungannya.
Di dalam banyak hal, terutama di dalam memandang suatu sistem buatan,
pandangan orang sering hanya terpaku kepada fungsi-fungsi yang terkait
dengan kegunaan sistem yang telah terdefinisikan atau telah dikenal.
Fungsi-fungsi lain yang terkandung di dalam suatu sistem, yang
sebetulnya dimiliki sistem berkaitan dengan strukturnya, sering luput
dari perhatian. Karena fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu sistem
ditentukan oleh strukturnya, maka pemahaman terhadap struktur suatu
sistem sangat penting. Dengan pemahaman itu, seseorang dapat lebih
terbuka pikirannya dan lebih kreatif di dalam upaya melacak
kemungkinan-kemungkinan untuk memanfaatkan sistem, ataupun mempengaruhi
pola-laku system untuk mengendalikan berkembangnya efek-efek sistem yang
dipandang merugikan.
5. ANALISIS
Melakukan analisis berarti melakukan kajian untuk mengenali struktur
suatu fenomena. Analisis dilaksanakan dengan melakukan telaah terhadap
fenomena secara keseluruhan, maupun terhadap bagian-bagian yang
membentuk fenomena. tersebut serta hubungan keterkaitan diantara
unsur-unsur pembentuk fenomena tersebut.
Pengetahuan tentang struktur suatu sistem, yang diperoleh dengan
melakukan analisis terhadap fenomena sistem tersebut, memungkinkan
dikenalinya fungsi-fungsi yang dapat ditegakkan oleh sistem, serta
kelakuan dan dinamika sistem tersebut.
Dikenalinya fungsi-fungsi yang dapat ditegakkan sistem memungkinkan
seseorang untuk menggagaskan berbagai kemungkinan kemanfaatan sistem,
baik secara langsung, maupun maupun setelah melakukan berbagai
manipulasi. Di dalam melakukan aktivitas di bidang ‘science’, maupun di
bidang ilmu teknik dan di dalam berteknologi, analisis lazimnya terkait
dengan persoalan yang dapat diungkapkan dengan pertanyaan berikut:
“Bagaimanakah struktur dan kelakuan sistem [yang menjadi obyek perhatian]?”
Setelah jawaban atas pertanyaan tersebut diperoleh, dan dengan demikian
dapat dikenali juga fungsi-fungsi yang dapat ditegakkan sistem maupun
pola laku sistem, pertanyaan selanjutnya adalah:
“Bagaimana dapat memanfaatkan struktur dan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh sistem itu?”
dan/atau pertanyaan berikut:
“Bagaimana cara mempengaruhi kelakuan sistem tersebut, sehingga dapat dioperasikan dengan pola laku tertentu yang dikehendaki?”
yang berarti mempertanyakan bagaimana cara-cara untuk mengendalikan sistem.
Dari urain yang disampaikan terdahulu dapat disimpulkan bahwa kemampuan
melakukan analisis adalah sangat penting, karena melalui aktivitas
tersebut struktur suatu fenomena dapat diketahui. Pengetahuan akan
struktur suatu fenomena membuka jalan untuk mampu memanfaatkan sistem
dengan berbagai cara, untuk mewujudkan berbagai tujuan.
6. MODEL
Hasil suatu analisis harus memberikan gambaran (deskripsi) dari struktur
fenomena yang dihasilkan. Deskripsi suatu fenomena tersebut harus
diungkapkan dengan menggunakan bentuk-bentuk media yang dapat
dikomunikasikan. Kalau digunakan media yang tak terkomunikasikan, maka
tujuan mendeskripsikan tidak terwujudkan.
Jadi suatu model adalah deskripsi struktur suatu fenomena yang dinyatakan dalam bentuk-bentuk media yang dapat dikomunikasikan.
Contoh bentuk media yang dapat berperan sebagai model antara lain:
a. patung dan maket; keduanya tergolong sebagai model iconic.
b. grafik dan gambar. Keduanya dapat mengungkapkan struktur suatu
phenomena, walaupun mungkin kurang lengkap, dan lazim disebut sebagai
‘graphical model’. Bentuk model yang lebih baik adalah persamaan
matematik, disebut model matematik atau ‘mathematical model’. Keunggulan
yang dipunyai model matematik adalah bahwa, pada model tersebut
hubungan antar besaran terdefinisi dengan pasti dan jelas, dan
terkuantifikasikan.
c. Model yang lebih unggul lagi adalah ‘model komputer’ atau ‘computer
model’. Bila pendeskripsian suatu fenomena telah diungkapkan dalam model
komputer, selain semua rumusannya terdefinisikan dengan pasti dan
jelas, serta terkuantifikasikan, juga dapat ‘dioperasikan’. Yang
dimaksud ‘dapat dioperasikan’ adalah bahwa, dengan dipunyainya model
komputer tersebut, eksperimen untuk melacak pola-laku sistem dapat
secara langsung dilakukan dan gambaran pola-laku tersebut dapat
ditampilkan dalam berbagai bentuk penampilan, seperti tabel, grafik,
maupun gambar.
d. Suatu tabel juga menunjukkan unsur-unsur suatu sistem dan hubungan
antar unsur tersebut, misalnya tabel input-output yang menyatakan
transaksi antar industri dalam suatu sistem ekonomi. Karenanya juga
tabular model.
7. SIMULASI
Bila struktur suatu sistem diketahui maka dapat diketahui kelakuan
sistemnya. Proses yang berupa kegiatan untuk mengenali kelakuan suatu
sistem melalui (dengan menggunakan) modelnya disebut simulasi. Bentuk
model yang “ampuh” untuk tujuan melakukan simulasi adalah computer
model.
8. SINTESIS
Sintesis merupakan aktivitas dan alur pemikiran didalam memadukan
konsepsi-konsepsi dan obyek-obyek fisik yang beragam tetapi mempunyai
kompatibilitas, menjadi suatu kesatuan, sehingga membentuk suatu sistem.
Di dalam ilmu teknik dan berteknologi, persoalan sintesis dapat
diungkapkan dalam bentuk pertanyaan berikut:
“Bagaimana cara membuat suatu ‘artifact’ (obyek buatan) atau suatu
tatanan kerja yang mempunyai fungsi dan pola laku serta ciri tertentu
dari sistem-sistem yang ada atau telah tersedia” atau “Bagaimana
struktur-struktur yang ada/tersedia dapat dirakit ataupun ditata kembali
untuk mendapatkan struktur lain yang dapat menghasilkan fungsi-fungsi
dan ciri-laku tertentu yang dikehendaki?”
9. MERANCANG
Merancang merupakan suatu aktivitas yang dilakukan di dalam upaya
menciptakan suatu sistem, yang dalam garis besar mencakup dua aktivitas
utama:
a. Mendefinisikan bagaimana struktur dari sistem yang ingin diciptakan,
b. Merumuskan bagaimana cara membentuk struktur tersebut,
Catatan:
(1) Kegiatan merancang merupakan kegiatan yang tertuju pada penciptaan sesuatu.
(2) Proses pemikiran dan kegiatan-kegiatan dalam merancang memerlukan
pendekatan yang lebih bersifat sintesis, walaupun di dalam merancang
diperlukan juga aktivitas analisis:
a. Kegiatan yang bersifat sintesis dalam merancang tertuju kepada upaya untuk
i. Menyusun dan merumuskan struktur yang perlu dibentuk (tentunya dari
struktur-struktur yang ada), guna merealisasikan tertegakkannya
fungsi-fungsi tertentu, sehingga terwujud suatu sistem dengan kemampuan
yang dikehendaki, dan
ii. Setelah tersusun struktur yang dikehendaki, merumuskan cara tentang bagaimana struktur tersebut harus dibentuk;
b. Kegiatan yang bersifat analisis juga dijumpai di dalam merancang,
pertama saat melakukan telaah dalam upaya untuk mendefiniskan secara
spesifik dan eksplisit fenomena apa yang ingin diwujudkan dari
pemfungsian sistem yang terbentuk dari hasil perancangan, dan pada saat
menguji apakah struktur yang dihasilkan mampu memenuhi tujuan
perancangannya.
(3) Merancang dalam ilmu teknik harus berpedoman kepada norma-norma
berikut:
a. Sistem yang diciptakan harus dapat dibentuk dan dioperasikan secara
efisien, baik terhadap penggunaan sumber-sumber fisik, waktu, dan dana;
b. Sistem yang diciptakan tidak menimbulkan disrupsi didalam tata
lingkungan, maupun membahayakan lingkungan tersebut, fisik maupun
sosial.
(4) Merancang dilakukan dalam upaya untuk menanggapi/memenuhi suatu kebutuhan yang timbul karena adanya suatu keinginan;
(5) Upaya untuk mendefinisikan persoalan perancangan, mulai dari
primitive problem definition (pernyataan persoalan awal) sampai kepada
specific problem definition (perumusan persoalan yang telah jelas
terarah) merupakan gabungan antara kegiatan analisis dan sintesis
Tahap-tahap dalam merancang, dalam garis besar mencakup:
a. Pemahaman terhadap kebutuhan yang terkandung di dalam suatu keinginan;
b. Pemahaman dan pendefinisian secara spesifik apa kebutuhan tersebut;
c. Pencarian berbagai pilihan cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut;
d. Pemilihan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan;
e. Perumusan fungsi-fungsi yang perlu ditegakkan untuk mewujudkan cara pemenuhan kebutuhan yang dipilih tersebut;
f. Perumusan struktur yang memungkinkan tertegakkannya fungsi termaksud di butir e;
g. Perumusan cara untuk membentuk struktur termaksud di butir f.
Sumber : http://www.spitb.or.id/Matakuliah/SP601-STMP/BAB%20IISP.pdf